Kemunculan tim bayangan atau 'Shadow Organization' di Kemendikbud Ristek terus menuai polemik. Hal tersebut menjadi viral dan berpolemik menyusul pernyataan dari Mendikbud Ristek saat berbicara di forum United Nation Transforming Education Summit di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat pekan lalu. Terkait hal tersebut Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Sodik Mudjahid menilai sebanyak 400 orang tim khusus Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim tidak memiliki kinerja yang spesial.
Sebab sejumlah produk digitalisasi yang diklaim hasil kerja dari tim khusus ini seperti Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sudah ada sebelum Nadiem menjabat sebagai menteri. "Jika memang hanya melanjutkan berarti tim ini tidak istimewa dan satu lagi kita akan melihat anggarannya jangan sampai ada dobel anggaran," ujarnya Senin (26/9/2022). Pada penggunaan anggaran Sodik juga membuka kemungkinan akan dibentuknya Panitia Kerja (Panja) untuk memperjelas pembentukan tim khusus menteri ini.
"Apakah jadi Panja atau tidak nanti kita lihat, saya teman teman memberi masukan kepada kami apakah layak menjadi panja atau tidak," tegasnya. Sodik juga menyoroti gencarnya digitalisasi pendidikan ini terhadap pembentukan karakter siswa didik. Menurutnya jangan sampai digitalisasi pendidikan ini justru memperlemah pembentukan karakter yang merupakan inti dari pendidikan nasional.
"IT ini penting tapi jangan sampai justru ini memperlemah pendidikan yang lengkap yakni pendidikan karakter," ujarnya. Sebelumnya, Nadiem mengatakan dirinya memiliki 400 orang yang disebutnya sebagai shadow tim atau tim bayangan. Ia juga mengatakan kewenangan pimpinan tim ini setara dengan pejabat eselon 1.
Namun setelah pernyataanya menuai polemik Nadiem mengklarifikasi. Ia mengatakan Tim khusus ini bukan Organisasi Bayangan ia menyebutnya sebagai Mirroring Tim. Tim ini menjadi cermin dari organisasi internal di Kementerian. Ia juga menegaskan tim ini merupakan vendor yang dibayar dengan sistem kontrak.
Pendiri Gojek ini mengklaim sejumlah capaian tim. Misalnya telah berhasil membuat platform Merdeka Belajar, Rapor Pendidikan, SIPlah, dan ARKAS. Padahal dua platform terakhir sudah ada belum Nadiem menjadi Menteri, Arkas misalnya dibuat di era Menteri Pendidikan Anies Baswedan, sementara Siplah dibuat pada era Menteri Muhadjir Effendy